Jumat, 29 April 2011

DURI DIANTARA BUNGA MAWAR

Cowok itu menatap lurus-lurus ke ring, bersiap-siap hendak melemparkan bola yang di pegangnya, dan hupp…bola itu meleset tepat ke arah ring dan masuk kedalamnya kemudian jatuh menggelinding dengan sempurna. Tepuk dan sorak sorai penonton yang memenggil-manggil nama' Sammy' membahana diikuti suara peluit wasit tanda permainan telah usai. Lagi-lagi team dari SMA Taruna Bangsa berhasil menjadi 'The wirner' dalam acara tahunan '3 on 3 tingkat nasional' cewek-cewek berlarian ke area lapangan mengerubuti Sammy, namun dengan tenang cowok itu melenggang pergi.
Sammy, cowok berambut gaya ' Lee min Hoe' dengan kulit putih bersih dan tubuh tinggi tegap itu memang selalu jadi pusat perhatian cewek-cewek seantero sekolah. Dengan mata elangnya, cewek mana pun pasti tak akan tahan bila bertatap muka langsung denganya. Namun sammy adalah Sammy, cowok itu tetep aja cuex.
"Hay Sammy, makin ganteng aja sih. Oyah, selamat yah atas kemenangan loe. Loo emang the best deh". Sapa seorang cewek manis bernama Selly yang mendapati Sammy sedang duduk sendirian sambil meneguk air mineralnya di koridor depan kelasnya.
"Sammy sayang, selamat yah atas kemenagannya, ntar malem acara kemana? Mau ngerayain kemenangan dimana? Sama aku aja "Rara, cewek termodis di SMA Taruna Bangsa tiba-tiba nyerocos didepan Sammy.
" Eh jangan, sama aku aja sammy, di jamin night date kamu bakal jadi special deh!" Tiba-tiba dari belakang Sella dan Rara, muncul Nery, ketua cheerleaders yang juga seorang model majalah remaja menggeser tubuh Sella dan Rara agar menjauh.
"Eh apa-apaan sih kalian, gue tuh yang pertama nyapa dia. Jadi gue donk yang berhak ngobrol sama Sammy, minggir-minggir" usir Sella pada kedua cewek yang menurutnya ingin menyolong garis start itu.
"Eh suka-suka gue dong, gue kan ketua cheerleaders diskul ini, jadi gue yang lebih berhak ngobrol sama sang kapten basket, ya nggak Sammy," sanggah Nery.
"Eh, eh, loe berdua lupa, gue tuh yang satu kelas sama Sammy, jadi kalian berdua minggir, sana jauh-jauh, okey!" Rara tak mau kalah dengan Selly dan Nery.
" Nggak, pokoknya gue dulu" bentak Nery
" Nggak bisa, gue dulu…….protes Selly.
" …………….."
Perdebatan ke-3 cewek it terus berlangsung. Sammy yang melihat hanya tersenyum simpul dan beranjak pergi meninggalkan tempat itu. Ketiga cewek itu yang menyadari kalau Semmy udah nggak ada ditempatnya lagi. Segera mengakhiri perdebatan itu, dan satu per satu pergi dengan bibir 10 senti lebih maju dari aslinya.
Kejadian seperti itu memang bukan hal yang baru lagi bagi Sammy. Baginya sangat mudah kalau hanya mendapatkan cewek cantik. Hanya bermodal penampilan saja cewek-cewek sudah antri mendekat. Namun, hanya satu yang menurutnya dirasa sulit. Nasya, cewek satu ini sudah jadi incaran Sammy sejak pertama kali duduk di bangku SMA Taruna Bangsa itu.
Ckckck ….. Nasya, Nasya, loe itu memang cantik. Nggak paras elo, tapi juga hati loe, dan gue suka itu. Tapi kenapa loe tu susah banget di deketin….. Geram Sammy dalam hati. Hmmmmrg…..shitt! "Umpat Sammy secara tak sadar. Melihat hal itu, cewek tomboy yang sedari tadi duduk disampingnya menjadi kaget, "loe kenapa lagi sih!?". Sadar bahwa dirinya diperhatikan, Sammy baru ingat bahwa sedari tadi ia tak sendirian melainkan berdua, bersama Nike, satu-satunya sahabat cewek yang ia punya. "Ha, ha, apaan Nike?" Sammy bingung, dilihatnya Nike justru mencibir. "Loe dari tadi pasti ngelamun kan? makanya sampai ngigau-ngigau gitu, ngumpat lagi!".
Sammy terperangah, "Hah, masak sih? Emang tadi gue ngomong dimana, Nik? Belum sempat Nike menjawab, tiba-tiba matanya terbelalak melihat sesosok yang sedari tadi ada difikirannya. Kini Nike kembali edikagtkan oleh tingkah Sammy." Ada apaan sih Samm, biasa aja donk…"
"Ssssst….loe disini dulu ya, gue mau usaha ni. Do'ain gue. Ok ??" tanpa menunggu jawaban Nike, Sammmy langsung berdiri dan beranjak menuju sang pujaan hati. Tangan itu mengepal keras, memukul meja. Sementara Sammy sudah berada tepat dihadapan Nasya, cewek yang selalu khas dengan rambut yang di kucir asal-asalan itu, terkesan kurang rapi memang, tapi itu sama sekali tidak mengurangi kecantikan alami yang ada pada diri Nasya. Dengan gugup, akhirnya Sammy memberanikan diri pula untuk menyapa Nasya. "Hai Nay, mau pesen apa nih?" Sapa Sammy basa-basi, "Hmm, duduk satu bangku sama aku aja, tuh di sebelah Nike masih kosong, yuk", ajak Sammy begitu tahu makanan pesanan Nasya yang sudah hampir jadi. Sammy menunggu Nasya, namun tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir Nasya. Setelah menerima bungkusan, Nasya segera memberikan beberapa lembar uang pada Mpok Ni, pemilik kantin. Sammy tak menyerah begitu aja, dia berlari mengejar Nasya dan sebelumnya ia sempat membayar makanannya terlebih dahulu. "Lho, mas Sam, mas uangnya kelebihan "Mpok Ni berteriak memanggil Sammy.
"Udah Mpok, ambil aja. "Sammy kembali berlari mengejar Nasya. Sementara Mpok Ni masih melongo dan kemudian tersenyum bahagia. Alhamdulillah, terima kasih Gusti, kata Mpok Ni dalam hati.
"Nay, Nay, kamu kenapa sih tak pernah mau bicara sama aku? Aku tu pingin banget Nay bisa dekat sama kamu", cerocos Sammy yang kini sudah berhasil menjejeri langkah Nasya. Lagi-lagi Nasya hanya diam, membuat Sammy semakin penasaran. "Nay, jawab dong, jangan diem gitu aja. Kamu tahu, aku tu sayang banget sama kamu. "Sammy yang tak sabar, kini memberanikan diri untuk memegang lengan cewek itu dengan mengguncang-guncangkannya. Mata Nasya mendelik sambil mengibaskan tangannya, "Lepaskan gue, lebih baik loe jauh-jauh dari kehidupan gue, karena gue benci loe!." Sammy terhengak, tak disangka cewek yang selalu dipujanya tega berkata demikian kepadanya. Nasya berlalu pergi dan Sammy hanya bisa menatapi punggung Nasya yang semakin menjauh.
"Samm, loe itu gimana sih, main tinggal gitu aja!"" Hardik Nike saat Sammy duduk di bangkunya dan menatap kosong ke depan. Tapi Sammy tak menjawab, justru kini ia bergegas pergi meninggalkan Nike, "Sorry Nik….." hanya itu kata-kata yang keluar dari mulut Sammy. Nike sebal. Dan lagi-lagi tangan itu mengepal, lebih keras dari sebelumnya.
Disudut gerbang, Nike berdiri terpangu, menunggu dengan gelisah seseorang yang sangat ia khawatirkan. Orang tersebut tak lain adalah Sammy, sahabatnya. Tak lama kemudian sosok yang ditunggunya muncul juga. Dengan segera ia menghampirinya, "loe dari mana aja sih Samm, nggak ikut pelajaran, gue itu dari tadi nyariin loe tahu nggak? Loe itu kenapa sih? Ada masalah ? cerita dong ke gue, gue kan sahabat loe!" Hardik Nike, kali ini Sammy angkat bicara.
"Tadi gue ke UKS Nik, kepala gue pusing banget. Gue istirahat ada disana. Tadi ada tugas apa saja dari Pak Muhaji ?" Ucap Sammy lirih.
"Samm, jawab donk pertanyaan gue! Loe tuh ada masalah apa? Kasih tahu ke gue dong? Selama ini loe selalu cerita ke gue dari segala sesuatu"! Desak Nike membuat Sammy tak bisa lagi mengelak.
"Sebenarnya loe sudah tahu kok Nike masalah gue apaan", Nike memutar bola matanya dan berucap dengan ragu-ragu, "maksud loe, Nasya?"
Sammy mengangguk pasti, "gue bener-bener menginginkan Nasya, Nik. Gue ingin dia jadi milik gue". Nike terhenyak, penjelasan Sammy membuatnya takut, takut kehilangan seseorang yang ada disampingnya.
"Udahlah Samm, loe itu ndak ada nyerah-nyerahnya ya, padahal dia selalu nyuekin loe. Buka mata loe Samm, masih banyak cewek yang berharap sama loe, tapi loe tuh ….. Hhhhrg …..". Nike geram sama Sammy, membuat Sammy terheran-heran dengan sikap Nike yang begitu sansi dengan Nasya.
"Loe tuh kenapa sih Nik, dari dulu loe emang nggak pernah suka sama Nasya. Sebagai sahabat yang baik, seharusnya loe itu dukung gue, bukan malah kayak gitu". Emosi Sammy mulai terpancing, Nike juga tak kalah garangnya.
"Kenapa loe jadi nyindir-nyindir gue gitu. Gue tuh kayak karena gue pingin dapetin yang terbaik. Nyadar nggak sih loe Samm, dia itu nggak lefel buat loe. Masak sih seorang kapten basket gitu mau-maunya sama cewek kampungan kayak dia itu, yang modis dikit kek!" Mata Nike berbinar-binar seakan-akan dirinya menunjukkan bahwa dialah yang pantas menjadi pacar Sammy.
"Ooooww…..jadi selama ini loe selalu menilai seseorang dari fisiknya saja? Temen macam apa loe ? Loe denger ya Nik, gue itu nilai Nasya bukan dari fisiklynya doang, tapi dia itu cantik luar dalam. Dan loe bilang dia itu kampungan? He…. Loe salah Nik, dia itu Cuma pingin jadi diri dia sendiri aja nggak ikut-ikutan trend. Dan itu sama sekali nggak masalah dimata gue! Gue nyesel selama ini sahabatan sama elo! Ternyata elo sama seperti orang-orang diluar sana, egois!" Kini emosi Sammy benar-benar meluap. Tetapi Nike justru terdiam, melihat itu Sammy memicingkan mata. Kenapa loe diem? Nggak mulut loe? atau, baru nyadar kalo selama ini loe salah? oow….. atau ….."
"Sammy cukup! "Nike memotong pembicaraan Sammy.Gue nglakuin ini semua karena gue suka sama loe, gue sayang sama loe, dan gue mengharapkan hubungan kita jauh lebih dari sekedar sahabat. Gue benci banget setiap kali loe ngomong masalah Nasya, Nasya dan Nasya melulu! Hargain gue yang selalu ada disamping loe mas saat loe butuh, saat loe sedih!!" Nike tak kuasa lagi membendung air matanya, sementara Sammy setengah mati kagetnya mendengar penuturan Nike.
"Jadi el, elo selama ini ….eng, enggak Nike, gue itu nganggep loe sebagai sahabat terbaik gue. Itu cukup bagi gue Nike, dan satu-satunya cewek yang ada di hati gue, hanya satu, Nasya. Seharusnya loe tahu perasaan gue. Loe nggak bisa memaksain kehendak loe begitu aja. Sampai kapanpun kita itu sahabat dan itu cukup!" Sammy benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran Nike selama ini. Nike mengusap air matanya dan berhenti menangis.
"Loe bener Samm, emang bener gue nggak bisa maksain kemauan gue sesuka hati. Selama ini kita sahabat & sampai kapanpun kita akan tetap sahabat, gak lebih dan gak kurang. Maafin gue, gue emang nggak tahu diri, seharusnya gue bersyukur dengan apa yang udah gue punya, bukan malah sombong dan merendah-rendahkan orang lain dimata gue . Sekali lagi gue minta maaf. "Sadar Nike dan memeluk tubuh Sammy". Gue masih pingin jadi sahabat loe Samm".
(bersambung...)tunggu ya lanjutannya....:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar